Pengertian dan Konsep Psikologi Kepribadian


PENGERTIAN & KONSEP PSIKOLOGI KEPRIBADIAN







Dosen Pengampu :
Anas Rohman, M.Pd.

Kelompok :
                                    1. Wais Alqurni           NIM : 176010134
                                    2. Syafaatul Udzma    NIM : 166010065




FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Pengertian dan Konsep-konsep Psikologi Kepribadian.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

                                                                       Semarang, 05 Maret 2018
                                                                                     Hormat


                                                                                     Penulis



DAFTAR ISI




        A. Latar Belakang. 1
        B. Rumusan Masalah. 1
        C. Tujuan. 1
         1.  Character (Watak) 3
         2.  Temperament (Tabiat) 4
         3.  Traits (Sifat) 5
         4.  Tipe. 5
         5.  Habit  (Kebiasaan) 5



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia sebagai individu atau pun makhluk sosial, kepribadian senantiasa mengalami warna-warni kehidupan. Ada kalanya senang, tentram, dan gembira. Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia juga kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan sebagainya. Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Kepribadian pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia secara umum yang tercermin dari ucapan dan perbuatannya.Kepribadian berbeda dengan karakter, karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian baik kepribadian maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan ke lingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu. Kepribadian meliputi segala corak perilaku dan  sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari luar, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu. Wujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan tersebut tentu terus berkembang dan adanya komponen-komponen atau faktor-faktor yang mempengaruhinya yang saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kepribadian.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang anda ketahui tentang psikologi kepribadian?
2.      Jelaskan konsep-konsep kepribadian!
3.      Apa faktor yang mempengarui psikologi kepribadian?

C.     Tujuan

a.       Mengetahui apa itu psikologi kepribadian
b.      Mengetahui konsep-konsep psikologi kepribadian
c.       Mengetahui faktor-faktor yang mempengarui psikologi kepribadian

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian kepribadian

Kepribadian adalah suatu totalitas terorganisir dari disposisi-disposisi psikis manusia yang individual, yang memberi kemungkinan untuk memperbedakan ciri-cirinya yang umum dengn pribadi yang lain.
Suatu totalitas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak bisa dipisah-pisah antara satu dan lainnya. Kepribadian ini merupakan satu struktur totalitas yang mempunyai aspek-aspek yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Disposisi ialah kesediaan kecendrungan-kecendrungan untuk bertingkah laku tertentu, yang sifatnya konstan dan terarah pada tujuan tertentu.
Menurut Gordon W. Allport. Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya.
Menurut M A Y kepribadian merupakan perangsang atau stimulus sosial bagi ornag lain.
Menurut Morton Prince, kepribadian adalah jumlah total dari semua disposisi pembawaan, impuls, kecendrungan, kecendrungan, selera, nafsu, insting, disposisi, dan tendensi yang diperoleh melalui pengalaman.
H.C. Warpen, Kepribadian adalah segenap organisasi mental dari manusia pada semua tingkat dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase karakter manusiawi, intelek, tempramen, ketrampilan, molaritas, dan segenap sikap yang telah berbentuk sepanjang hidupnya.
Menurut Prescott Lecky kepribadian adalah kesatuan sekema dari pengalaman, meruakan organisasi nilai yang sesuai cocok satu sama lainnya.
Menurut R. Linton Kepribadian merupakan kumpulan dari proses-proses psikologis dan keadaan yang bersangkutan dengan individu.
Dari teori-teori yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian merupakan keseluruhan dari indidu yang terorganisir, dan terdiri atas disposisi-disposisi psikis dan fisis, yang memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbedakan ciri-cirinya yang umum dengan pribadi lainnya.

B.     Konsep Psikologi Kepribadian

Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian diantaranya ialah character, temperament, traits, type dan habit.[1]

1.      Character (Watak)

Penjelasan umum mengenai watak ialah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga orang tersebut bertindak. Yang dimaksudkan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh maka ia dinamakan seseorang yang berwatak atau sebaliknya. Menurut Sumadi (1985) dikutp dari Sunaryo (2004), watak adalah keseluruhan atau totalitas kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan, dan faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan pengalaman, serta faktor-faktor eksogen).[2]
Secara arti normatif kata watak dipergunakan apabila orang bermaksud mengenakan norma-norma kepada orang yang sedang dibicarakan. Misalnya ungkapan “Ia orang yang pandai, tetapi sayang tidak berwatak dan Ia orang yang terdidik, tetapi tak punya watak”. Orang berwatak apabila sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma sosial adalah baik dan sebaliknya.
Secara arti deskriptif watak menurut Allport (1937) bahwa “character is personality evaluated, and personality is character devaluated”.Menurutnya kepribadian dan watak adalah satu dan sama, tetapi dipandang dari segi yang berlainan. Apabila orang akan mengenakan  norma-norma, yang berarti mengadakan penilaian lebih tepat dipergunakan istilah “watak”. Apabila tidak mengadakan penilaian sehingga menggambarkan apa adanya, dipakai istilah “kepribadian”.[3]

2.      Temperament (Tabiat)

Temperament adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan badaniah, atau kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan. Temperament memiliki aspek yang meliputi:
a.         Motalitas (kegestian atau kelincahan) ditentukan oleh otot, tulang dan saraf perifer.
Contoh:
-          Orang bekerja dan bereaksi dengan lincah dan gesit.
-          Orang bekerja dengan tenang.
b.      Vitalitas (daya hidup) lebih ditentukan keadaan hormonal dan saraf otonom.
Contoh:
-          Orang dengan vitalitas tinggi: baru bangun pagi sudah penuh gairah hidup dan memiliki berbagai rencana.
-          Orang yang mudah bosan, kurang kreativ, dan kurang inovatif.
c.       Emosionalitas (daya rasa) lebih ditentukan keadaanneurohormonial dan saraf pusat.
Contoh:
-          Bila ada sesuatu yang menakutkan, ada orang yang bereaksi segera dan spontan secara emosional.
-          Ada orang yang biasa-biasa saja dalam menghadapi hal yang menakutkan atau mengejutkan.

3.      Traits (Sifat)

Sifat adalah sistem neuropskis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing perilaku adaptif dan ekspensi secara sama.

4.      Tipe

Perbedaan antara sifat dan tipe menurut Allport adalah:
a.    Individu dapat memiliki sesuatu sifat, tetapi tidak dapat memiliki suatu tipe.
b.    Tipe adalah konstruksi ideal si pengamat dengan mengabaikan sifat-sifat khas individualnya.
c.    Tipe menunjukkan perbedaan buatan, sedangkan sifat refleksi sebenarnya dari individu.

5.      Habit  (Kebiasaan)

Kebiasaan adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan.

C.     Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikologi Kepribadian

Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perkembangan adalah suatu perkembangan menjadi lebih sempurna dalam hal akal, pengetahuan, dan lain-lain.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.[4]
Menurut Sjarkawi faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan kedalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.[5] 

a.        Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis maksudnya ialah bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya.

b.       Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari orang tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media sosial atau media informasi.
Selain faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian juga terdapat faktor yang menghambat pembentukan kepribadian antara lain:[6]
1.         Faktor Biologis
Faktor biologis, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula  disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah,  kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan  yang  penting  pada kepribadian seseorang.
2.         Faktor Sosial
Faktor sosial. Yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial  adalah  tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
3.         Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
a.       Nilai-nilai (values). Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk  dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
b.      Adat dan tradisi, yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggotaanggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
c.       Pengetahuan dan keterampilan. Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
d.      Bahasa. Bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
e.       Milik kebendaan. Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.



BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Kepribadian merupakan keseluruhan dari indidu yang terorganisir, dan terdiri atas disposisi-disposisi psikis dan fisis, yang memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbedakan ciri-cirinya yang umum dengan pribadi lainnya.
Ø  Konsep-konsep Psikologi Kepribadian meliputi:
-          Character (Watak)
-          Temprament (Tabiat)
-          Traist (Sifat)
-          Tipe
-          Habit (Kebiasaan)
Ø  Faktor yang mempengarui Psikologi Kepribadian
-          Faktor internal
-          Faktor eksternal
Ø  Faktor yang menghambat pembentukan kepribadian
-          Faktor Biologis
-          Faktor Sosial
-          Faktor Budaya

B.     Pesan
Demikian makalah yang kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dalam pemahaman dan pengetahuan kita tentang Pengertian dan Konsep-konsep Psikologi Kepribadian. Namun sebagai manusia biasa yang masih jauh dari kesempurnaan, kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya agar lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA


 

Ahmadi, Abu. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muahamadiyah Malang, 2005.
Mussen, Paul Henry. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Arcan, 1994.
Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2002.






[1] Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: Universitas Muhammadyah Malang, 2005), hlm. 8.
[2] Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2002), hlm. 128.
[3] Ibid., Sunaryo. Hal. 168
[4]  Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 6
[5] Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 19.
[6] Paul Henry Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak, (Jakarta: Arcan, 1994), hlm. 77.

Download File disini

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar