Landasan dan Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran



LANDASAN DAN PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Media Pengembangan Pembelajaran
Dosen pengampu : Gadis Herningtyasari, M.Pd. I








Di susun oleh :
Susilowati                     (166010087)
Ema Nurrahmandani     (166010084)
Nain Aryadi                  (166010104)
Abdullah Aziz               (166010098)


 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2019





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada hakikatnya itu proses komunikasi tersendiri bagi guru dan siswa dimana guru dan siswa bertukar pikiran atau pendapat untuk mengembangkan ide. Terkadang dalam komunikasi timbul penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi antara gru dan siswa tidak efektif dan efisien, bisa disebabkan oleh kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, ataupun kurangnya minat.Untuk mengatasi keadaan seperti itu salah satu usahanya yaitu pemilihan dan penggunaan media secara terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan tersebut, fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping penyaji stimulus informasi, sikap dan lain sebagainya, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.Media sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Dan masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu sekali memilih dengan cermat dan tepat agar bisa digunkan secara tepat .Berikut pembahsan yang akan dijelaskan tentang pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk pemilihan media pembelajaran?
2.      Apa saja kriteria pemilihan dalam media pembelajaran ?
3.      Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran?
4.      Bagaimana landasan psikologis media pembelajaran?
C. Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas Media Pembelajaran.
2.      Agar bisa memahami ruang lingkup pemilihan Media Pembelajaran.
3.      Agar mengetahui dan memahami penggunaan Media Pembelajaran.
4.      Utuk mengetahui landasan psikologis Media Pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media adalah perantara antara guru dan siswanya dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini maka guru harus bisa memilih media mana yang baik untuk siswanya.
1.      Dasar pertimbangan orang-orang memilih media antara lain adalah
a.       Merasa sudah akrab dengan media tersebur,
b.      Merasa media bisa berbuat lebih dari apa yang dilakukannya, misal untuk menarik minat,
c.       untuk memberi gambaran yang konkrit bagi anak didik. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah,”if the medium fits use it”.
2.      Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media itu harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, kondisi dan  keterbatasan dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat karakteristik media yang bersangkutan.Seperti telah diuraikan, kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.[1]
a.       Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
b.      Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.Media yang berbeda. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
c.       Praktis, luwes, dan bertahan
Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya lainya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
d.      Guru terampil menggunakannya
Ini merupakan salah satu kriteria utama, apapun media itu, guru harus mampu menggunkannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e.       Pengelompokan sasaran
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan
f.       Mutu teknis
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis.
3.      Faktor-Faktor Yang Harus Dipertimbangan Dalam Pemilihan Media :
a)      Objektifitas
Unsur subjektifitas guru di dalam memilih  media pengajaran harus dihindari. Artinya guru tidak boleh memilih media pengajaran sesuka hati atau kesenangan pribadi.
b)      Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupaun kedalamanya.
c)      Sasaran program
Anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media pembelajaran. Pada usia tertentu atau tingkat tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berfikirnya, daya imajinasinya, kebutuhan, ataupun  daya tahan dalam belajar. Maka media yang akan digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d)     Situasai dan kondisi
situasi dan kondisi di sekolah dan anak didik yang akan mengikuti pelajaran.
e)      Kualitas teknik
Apakah media pengajaran yang akan digunakan itu sudah sesuai atau memenuhi syarat belum, jadi media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan.
f)       Efektifitas dan efisiensi penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang ingin dicapai, sedanglan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Dalam penggunaan media keefektifan meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik, sedangkan efisiensi itu apakah dengan mengunakan media tersebut waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.[2]
4.      Prinsip-Prinsip Pemilihan Media
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:
a)      Motivasi, Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
b)      Perbedaan individual, Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.
c)      Tujuan pembelajaran, jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan ereka pelajri melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
d)     Organisasi isi, pembelajaran akan semakin mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan kedalam urutan yang bermakna.
e)      Persiapan sebeum belajar, siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajarn dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai.
f)       Emosi, pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan akan sangat berpengaruh dan bertahan.
g)      Partisipasi, agar pembelajaran berjalan dengan baik seoarang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya.
h)      Umpan balik, hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya.
i)        Penguatan (reinforcement), pembelajaran yang didorong oleh keerhasialan amat bermanfaat, dapat mebangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku dimasa-masa yang datang.
j)        Latihan dan pengulangan, agar pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian yang kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan itu sering diulangi dan dilatih dalm berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang.
k)      Penerapan, hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseoarng untukmenerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru
5.      Model atau Prosedur Pemilihan Media
Ada tiga model prosedur pemilihan media yang dikemukakan oleh Arif S Sadiman yaitu:
1)      Model flowchart, model ini menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan.
2)      Model matrix, berupa penangguhan model pengambilan keputusan, pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya teridentifikasi
3)      Model cheklist, yang menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model cheklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matrix laenih serasi untuk digunakn pada media rancangan, sedangkan model flowchart dapat digunakan baik untuk maenggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancang. Pada umumnya prosedur pemilihan media pembelajaran ada enam langkah, yaitu:
1)      Menentukan apakah pesan yang akan disampaikan itu merupakan tujuan pembelajaran atau hanya sekedar merupakan informasi atau hiburan
2)      Menetapkan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau instrksional atau alat bantu mengajar (peraga)
3)      Menetapkan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar tersebut akan digunakan strategi afektif, kogmnitif atau psikomotorik
4)      Menentukan media yang sesuai dari kelmpo media yang cocok untuk satrategi yang dipilih dengan mempertimbangkan ketentuan atau kriteria, kebijakan, fasilitas, kemampuan produksi dan biaya
5)      Mereview kembali kelebihan dan kelemahan media yang dipilih, bila mengkaji kembali alternatif- alternatif yang ada
6)      Perencanaan pengembangan dan produksi media tersebut.[3]
B.     PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang akan dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi Leshin dkk (1992) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, iembaran lapis, buku, kerja/latihan), media berbasis visual (grafik, peta, buku,film bingkai/slide), media berbasis audio-visual (vidio, film), dan media berbasis komputer dan vidio interaktif.
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mgkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu yang terkenal adalah gaya tutorial socrates. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya media manusia dapat mengrahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu kewaktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.[4]
Medis berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada maslah dan bertanya ala socrates dan rancangan pembelajran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah  yang harus dipecahkan oleh pelajar.Salah satu faktor penting dalam pembelajaran media berbasis manusia ialah rancangan pelajran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jia digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Pembelajarn interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk diantaranya adalah:
1)      Pembelajaran partisipatori
Jenis pembelajaran yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa.
2)      Pembelajaran main peran
Pembelajaran yang dimulai dengan main peran yang diberita tahapan dengan pelaku yang terdiri dari siswa dengan sukarela.
3)      Pembelajaran kuistim
Dimulai dengan mengumumkan bahwa akan ada kuis pada akhir pelajaran.
4)      Pembelajaran kooperatif
Dimulai dengan menciptakan tim-tim atau kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau keterampian khusus.
5)      Debat terstruktur
Amat bermanfaat jika ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan.
6)      Pembelajaran 99 detik
Merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.
2.    Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun1960-an dengan istilah pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupkan materi untuk belajar mandiri.
3.   Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubngan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.Bentuk visual bisa berupa gambar representasi (gambar, lukisan, atau foto), diagram(melukiskan hubungan- hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi), peta(menunjukan hubungan-hubungan ruang), grafik (tabel, grafik, chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka).[5]
4.  Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalm media audio visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
5. Media Berbasis Komputer
Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan namacomputer-Managed Instruction (CMI). Ada juga peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau keduanya. Modus ini dikenal dengan Computer- Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama.Secara umum penggunaan medi berbasis komputer sebagai media pembelajaran mengikuti proses instruksional yaitu:
1. Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan dan menjadwalkan pengajaran
2. Mengevaluasi siswa (tes)
3. Mengumpulkan data mengenai siswa
4. Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran
C.    LANDASAN PSIKOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembanganbya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi yang berbeda ini juga bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantara inidividu-individu lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pembelajaran seharusnya sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidikannya.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Sejak kelahiran sampai menjelang kematian,anak selalu berada dalam proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan disekolah tahap perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan , pembiasaan, pemahaman, penerapan, Ataupun pemecahan masalah. Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (icnonic), dan pengalaman abstrak (symbolic).[1] Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai media pembelajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar mana yang dapat memberikan hasil secara optimal serta bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan studi yang sistematik dan mendalam studi yang demikian merupakan bidang pengkajian dan psikologi belajar.
Jadi, minimal ada dua bedang psikologi yang mendasari media pembelajaran. Yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik didalam merumuskan tujuan, memilih, dan menerapkan media serta teknik-teknik evaluasi. [6]
D.    LANDASAN HISTORIS MEDIA PEMBELAJARAN
Landasan historis media pembelajaran ialah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui latar belakang sejarah penggunaan konsep media pembelajaran marilah kita ikuti penjelasan berikut ini.
Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya kon-sepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923.Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pebelajar.
Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman pebelajar melalui mata dan telinga. Pemanfaat-an konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale.
Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut “audio visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi dalam pembelajaran, peekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komu-nikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (pebelajar). Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekakan kepada proses komunikasi yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi konsepsi audio visual berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem, disain sistem pembelajaran dan teori belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Perkembangan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952 dengan munculnya konsepsi “instructional materials” yang secara kosepsional tidak banyak berbeda dengan konsepsi sebelumnya. Karena pada intinya konsepsi ini ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan sistem dalam merencanakan dan mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah yang merupakan variasi penggunaan konsepsi “instructional materials” adalah “teaching/ learning materials”, “learning resources”.
Dalam tahun 1952 ini juga telah digunakan istilah “educational media” dan “instructional media”, yang sebenarnya secara konsepsional tidak mengalami perubahan dari konsepsi sebelumnya, karena di sini dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang ditimbulkan dengan penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan konsepsi ini terjadi sekitar tahun 1960-an. Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori komunikasi, pengembangan sistem pembelajaran, dan pengaruh psikologi Behaviorisme, maka muncullah konsep “educational technology” dan/atau “instructional technology” di mana media pendidikan atau media pembelajaran merupakan bagian dari padanya.
E.     LANDASAN TEKNOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan pebelajar untuk belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap pebelajar sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam upaya itu, teknolog berkerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan disainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya, dan akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi).
Semua kegiatan ini dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada prinsip bahwa suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu. Dengan demikian, proses belajar setiap pebelajar akan amat dimudahkan dengan hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.[7]
F.     LANDASAN EMPIRIK MEDIA PEMBELAJARAN
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik pebelajar dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya bahwa pebelajar akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Pebelajar yang memiliki gaya visual akan lebih mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film, video, gambar atau diagram; sedangkan pebelajar yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman, radio, atau ceramah guru.[8]
Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual pebelajar, menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru, tetapi dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik pebelajar, di samping sejumlah kriteria lain yang dijelaskan pada bagian lain buku ini.

G.    LANDASAN FILOSOFIS MEDIA PEMBELAJARAN
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya didasarkan pada nilai kebed=naran yang telah ditemukan dan disepakati banyak orang baik kebenaran akademik maupun kebenaran sosial.
Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan kepada siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif, radikal dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih salah, tidak baik, dan tidak indah yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru mengajarkan tentang sejarah kebudayaan islam (SKI) dengan materi silsilah Nabi Muhammad SAW. Seorang guru perlu mengecek unsur kebenaran historis silsilah tersebut sebelum disampaikan kepada peserta didik. Proses inilah yang disebut penggunaan landasan filosofis dalam memilih isi dan media pembelajaran.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali kebenaran dan ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai dengan materi yang akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar. Tidak bagus, dan tidak indah artinya penggunaan media yang tidak tepat belum mempertimbangkan landasan filosofis.
H.    LANDASAN SOSIOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam menggunakan media, guru perlu mempertimbangkan latar belakang sosial anak didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan tidak sesuai latar belakang sosial anak didik maka materi pelajaran atau pesan yang dikirim tentunya tidak bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan pembelajaran akan menjadi biasa karena media yang digunakan guru tidak sesuai dengan kondisi sosial anak didik.[9]
Misalnya, seorang guru yang mengajar disekolah yang rata-rata siswanya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial kurang maju secara tegnologi. Mereka belum pernah melihat tampilan slide berbaris komputer, lalu sang guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD dan disiasi dengan berbagai animasi gambar, maka siswa akan lebih memperhatikan kecanggihan media dan animasi yang ditampilkan. Sementara itu, materi pelajarannya tidak diperhatikan sehingga pembelajaran menjadi bias karena media yang dipilih tidak sesuai kondisi sosial anak didik. Begitu sebaliknya, guru yang mengajar disekolah yang anak didiknya berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya lebih maju dan sehari-hari telah berinteraksi dengan komputer serta jenis media berbasis komputer lainnya. Maka saat guru memilih media yang tradisional siswa akan makin menurun motivasi belajarnya dan tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Padahal diantara fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Untuk itu, landasan sosiologis perlu dipertimbangkan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran guru perlu menganalisis latar belakang sosial anak didik dalam menggunakan media pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kesesuaian media dengan kondisi sosial anak didik.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media objektifitas program pengajaran sasaran program ,situasi dan kondisi,kualitas teknik,efektifitas dan efisiensi penggunaan.Adapun prinsip-prinsip pemilihan media yaitu motivasi,tujuan pembelajaran,persiapan sebelum belajar,emosi dll.Penggunaan media pembelajaran yaitu media berbasis manusia,media berbasis cetakan,media berbasis visual,media berbasis Audio-Visual, dan media berbasis komputer. Adapun landasan-landasan dalam media pembelajaran yaitu landasan psikologis media pembelajaran ,landasan historis media pembelajaran.







DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni, 2014, Media Pembelajaran, Jakarta: Pustaka media,2014
Supriadie, Didi, 2013, Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Trianto, 2010, Model Pem






[1] Triyanto,Model Pembelajaran Terpadu,hal.123
[2] Didi supriadie,Komunikasi Pembelajaran,Hal 131-132
[3] Ibid,Hal 135

[4] Deni Darmawan,Media pembelajaran,hal 150
[5] Trianto,Model pembelajaran Terpadu,Hal.157
[6] Ibid,Hal 158
[7] Didi Supriadi,Komunikasi pembelajaran,hal 78
[8] Ibid,hal 79
[9] Ibid,hal 80

Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar