Urgensi Psikologi Kepribadian Dalam Pendidikan


PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Urgensi Psikologi Kepribadian Dalam Pendidikan
Dosen pengampu: Anas Rohman, S.Pd., M. Pd.











Disusun oleh :
Lely Wachidatul Afthoriya       : 166010061
Dika Mustaqim                        : 166010077



FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada bapak Annas Dosen mata kuliah Psikologi kepribadian yang telag memberikan tugas kepada kami.
            Kami harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenali urgensi psikologi kepribadian dalam pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang akan membacanya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini diwaktu mendatang


Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Secara garis besar, proses terjadinya pendidikan bersumber kepada dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan pengajar serta anak didik yang menerima pendidikan itu sendiri. Dalam masa-masa usia sekolah dasar guru ditugaskan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak didiknya, seperti keadaan keluarga, taraf sosial ekonomi, budaya dan lingkungan sekitar serta watak dan sifat anak didiknya serta guru juga harus memahami keberadaan setiap individu anak sebagai wujud yang utuh, menangani setiap permasalahan yang muncul dari diri anak dalam peristiwa belajar melalui pendekatan psikologi.
Masa usia sekolah dasar adalah masa kanak-kanak. Akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Pada masa ini walaupun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan kegagalan atau ketidakcapaian dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Walaupun demikian tetap saja pada masa usia sekolah dasar secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya.
Dan masa usia sekolah dasar umumnya pada masa-masa kelas rendah anak-anak belum dituntut untuk berfikir logis. Karena pada masa ini guru harus memahami semua karakteristik anak-anak didiknya yang masih senang untuk bermain. Dunia bermain sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Karena bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berfikir dan berimajinatif serta penuh daya akal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreaktifitas anak.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud psikologi kepribadian itu?
2.      Bagaimana Psikologi Kepribadian dalam sistematika psikologi?
3.      Bagaimana urgensi psikologi kepribaian dalam pendidikan?




BAB I
PENDAHULUAN

2.1  Pengertian Psikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian adalah ilmu yang mencakup upaya sistematis untuk mengungkapkan dan menjelaskan pola teratur dalam pikiran, perasaan, dan perilaku nyata seorang yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Sehingga mampu menjawab tiga pertanyaan, yaitu ;
a.          Apa, yang mengungkapkan karakteristik seseorang dan bagaimana karakteristik itu ditata untuk saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
b.         Mengapa, yang saling memberitahukan determinan atau penentu kepribadian seseorang
c.          Mengapa, yang menyatakan alasan dari perilaku individual.
Berikut adalah pengertian psikologi kepribadian menurut para ahli[1]
1.      Menurut A Pervin, Lawrence,dkk, 2004. Psikologi Kepribadian teori dan penelitian United State of America ; Mc Graw-Hill Company mengatakan;
Psikologi kepribadian adalah studi tentang kekuatan-kekuatan psikologi yang membuat setiap orang unik, cara menjawab pula, “arti mengapa menjadi manusia?” dengan melakukan observasi sistematik tentang jalan dan alasan seseorang berperilaku.

2.      Friedmen, Howard S and Miriam W Schoctack, 2006. Kepribadian teori klasik dan modern. United State of America; Pearson Education, Inc mengatakan;
Psikologi Kepribadian adalah study yang mempelajari ide-ide bahwa setiap kepribadian merupakan pola organisasi berbagai tingkah laku yang berbeda yang dimiliki setiap individu.

3.      Menurut Wilcox, Dr Lynn, 2001. Personality psychotherapy. Boston; sambala publication, Inc. Mengatakan;
Psikologi kepribadian sebenarnya bukanlah barang baru, tapi sudah sering diusahakan oleh para ahli nemun, dengan istilah yang berbeda. Seperti, characterologie, the sience od character, psycology of character, theory of personality, dan lain-lain.

Usaha untuk memperoleh pemahaman mengenai perilaku manusia bukan dimaksudkan untuk melampiaskan kualitas hasrat ingin tahu saja tetapi juga diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia.[2] Pengetahuan mengenai perilaku individu-individu beserta faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan harapan atau praktik seperti psikoterapi dan program-program bimbingan, latihan dan belajar yang efektif, juga melalui perubahan lingkungan psikologis sedemikian rupa agar individu-individu itu mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki secara optimal.

Psikologi kepribadian sama halnya dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi secara ilmiah. Yang membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-cabang yang lain adalah usahanya untuk mensistesiskan prinsip-prinsip yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain tersebut.[3] Dalam bidang psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki daerah yang demikian luas seperti psikologi kepribadian.

4.      Menurut Koeswara, E. 2001. Teori-teori Kepribadian, Bandung ; Eresco
Psikologi kepribadian adalah ilmu yang mendalami mengenai individu konsisten dengan penekanannya atas keunikan dari setiap manusia, serta juga berusaha untuk mendeskripsikan manusia dalam bentuk sifat umum, merampas keunikan individual mereka, namun dengan cenderung menyederhanakan perilaku individu pada sifat-sifat umum.
Psikologi kepribadian sebenarnya bukanlah barang baru. Cabang ilmu pengetahuan yang disebut psikologi kepribadian disini sebenarnya telah lama diupayakan oleh para ahli, hanya sering kali diberi nama lain, sebagaimana dibawah ini:
a.       Psikologi kepribadian seringkali disebut karakterologo, tipologi, psikologi karakter, ilmu watak, teori kepribadian. Dari berbagai nama itu, maka psikologi kepribadianlah yang tepat.
b.      Kata watak tidak dipakai dalam satu arti, seringkali watak yang sebagai sifat beda-beda/manusia. Kita sering mendengar pernyataan tentang watak suatu benda, misalnya; pemandangan, likisan, pohon. Kedua kata watak dikenakan kepada manusia yang mempunyai arti rangkap, yakni;
1.      Kata watak yang dipakaidalam arti noratif
2.      Kata watak yang dipakai dalam arti deskriptis
Kata watak dalam arti normative selalu menghubungkan orang-orang dengan norma. Misalnya norma social.
Seseorang dikatakan tidak berwatak bila tingkah lakunya tidak sesuai dengan norma. Dia memang cerdik, tetapi tidak berwatak. Memang paling lazim justru ini, watak selalu berhubungan dengan norma. Jadi kita bermaksud mengenakan norma-norma pada tingkah laku orang, artinya bila kita mengadakan penilaian terhadap tingkah laku orang, maka lebih baik kitta gunakan istilah watak, tetapi apabila kita tidak bermaksud mengadakan penilaian, tetapi mengadakan gambaran tingkah laku seseorang maka kita gunakan istilah kepribadian. Jadi kalua watak umumnya lebih bersifat normaif, maka kepribadian lebih bersifat deskriptif.

2.2  Psikologi Kepribadian dalam sistematika psikologi
      Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzing, Jerman. Laboratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang. Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakina para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia. Aliran-aliran berkembang dalam bidang psikologi diantaranya: strukturalisme,fungsionalisme, behaviorisme, psikologo gestalt, psikologi dalam, psikologi humanistic, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dari d\sudut pandang tertentu.[4]

Cabang-cabang psikologi diantaranya :
a.       Psikologi perkembangan
b.      Psikologi pendidikan
c.       Psikologi social
d.      Psikologi kepribadian
e.       Psikologi abnormal
f.       Psikologi kesehatan
g.       Psikologi olah raga, dst.



2.3  Urgensi Psikologi Kepribadian dalam pendidikan
      Psikologi kepribadian merupakan pengetahuan ilmiah. Sebagai pengetahuan ilmiah, psikologi kepribadian menggunakan konsep-konsep dan metode-metode yang terbuka bagi pengujian empiris penggunaan konsep-konsep dan metoda-metoda ilmiah dimaksudkan agar psikologi kepribadian bias mencapai sasarannya, yaitu :
1.      Pertama, memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia dan,
2.      Kedua, mendorong individu-individu; agar bisa hidup secara penuh dan memuaskan
      Usaha untuk memperoleh pemahaman mengenai perilaku manusia bukan hanya dimaksudkan untuk melampiaskan hasrat ingin tahu saja tetapi juga diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia. Pengetahuan mengenai perilaku individu-individu beserta factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan terapan atau praktik seperti psikoterapi dan program-program bimbingan, latihan dan belajar yang efektif, juga melalui perubahan lingkungan psikologis sedemikian rupa agar individu-individu itu mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki secara optimal (Koeswara, 1991 : 4-5).[5]
      Psikologi kepribadian sama halnya dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi secara ilmiah. Yang membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-cabang yang lain adalah usahanya untuk mensistesiskan prinsip-prinsip yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain tersebut. Dalam bidang psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki daerah yang demikian luas seperti psikologi kepribadian.
      Interkasi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan merupakan interaksi dimana pihak pendidik berusaha mempengaruhi peserta didik agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Untuk mewujudkan keinginan tersebut pendidik harus membekali dirinya dengan seperangkat persyaratan, diantaranya adalah pemahaman mengenai perilaku manusia, baik tentang dirinya sendiri (self understanding) maupun orang lain, khususnya  peserta didik (understanding the other). Tanpa disertai dengan pemahaman yang baik tentang perilaku manusia atau tepatnya kepribadian, akan sulit mewujudkan interaksi edukatif. Dalam profesi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah, pemahaman mengenai perilaku manusia melalui psikologi kepribadian merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan.
      Pemahaman kepribadian diperlukan oleh pendidik atau konselor untuk :
1.      Acuan dalam mengembangkan kepribadiannya agar mengarah ke kepribadian pendidik atau konselor ideal
2.      Mempermudah dalam mengenal karakteristik peserta didik
3.      Acuan dalam pengembangan berbagai potensi peserta didik
4.      Acuan dalam mengambil tindakan preventif
5.      Acuan dalam membimbing peserta didik kea rah kedewasaan
6.      Menghindari terjadinya konflik antara guru/ konselor dengan peserta didik/ klien.







BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Psikologi Kepribadian adalah ilmu yang mencakup upaya sistematis untuk mengungkapkan dan menjelaskan pola teratur dalam pikiran, perasaan, dan perilaku nyata seorang yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari. Psikologi kepribadian sama halnya dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi secara ilmiah.

Manfaat psikologi kepribadian dalam pendidikan adalah memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia dan mendorong individu-individu agar bisa hidup secara penuh dan memuasakan.

B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, besar kemungkinan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan. Dan semoga makalah ini dapat menambah wacana keilmuan kita semua.




DAFTAR PUSTAKA

Surya, Brata, Sumardi. Psikologi Pendidikan (Jakarta : Grafisindo Persada) 2001
Dirgagunarso, Singgih. Pengantar Psikologi (Jakarta : BPK Gunung Mulia) 1978
Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta : Gramedia) 1983
Ahmad, Abu dan Supriono, Widodo Psikologi Belajar (Jakarta ; Rineka Cipta) 1991
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru (Bandung : Rosdakarya) 2010





[1] Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru (Bandung : Rosdakarya) 2010
[2] Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta : Gramedia) 1983
[3] Ahmad, Abu dan Supriono, Widodo Psikologi Belajar (Jakarta ; Rineka Cipta) 1991
[4] Dirgagunarso, Singgih. Pengantar Psikologi (Jakarta : BPK Gunung Mulia) 1978
[5] Surya, Brata, Sumardi. Psikologi Pendidikan (Jakarta : Grafisindo Persada) 2001




Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar